ARTIKEL DARBUKA #7. PANDUAN MAIN DARBUKA FREESTYLE

Bermain darbuka itu seperti org berbicara.. 

"If you can say it , you can play it" - "bila kita bisa mengucapkannya, kitapun tau cara memainkannya" (tetapi perihal sanggup atau tidak itu tergantung kemampuan kita dan jumlah jam latihan kita - red)

Jadi bila kita dengar sesuatu dan coba memainkannya di darbuka biasakan mengucapkannya dulu dengan bunyi dari lidah kita sendiri. Ini sangat penting karena kemampuan ini adalah indikasi bahwa kita mengerti "phrasing" (kalimat kalimat ritem yg berdiri sendiri) , tempo, dinamika (keras lembutnya bunyi) dan "Groove". Istilah groove ini sulit di terjemahkan, mungkin pengertiannya sama dengan "goyang"nya yg ditimbulkan oleh ritem tersebut yg bisa membuat tubuh kita bergerak mengikuti temponya atau bahkan sedikit menari. 

Bermain darbuka itu seperti orang berbicara.. bila ada dua org berbicara itu mestinya harus ada dialog. Dalam dialog ada pihak yg berbicara dan ada juga yg mendengar, ini adalah aturan mutlak, Singkatnya bila kawan kita sedang bermain solo, sebisa mungkin kita tidak boleh bermain lebih keras dari dia. Artinya kita mendengarkan kata kata yg diucapkannya. sebaliknya juga demikian.. Bila peraturan sederhana ini di abaikan maka yg terjadi hanya kebisingan, hanya suara bising karena semua org berbicara pada saat bersamaan, permainan darbuka kita tidak akan bermakna apa apa selain hanya mengganggu kuping orang.. selain itu di segi etisnya bila kita sedang terlibat jamming dgn org lain perlu diingat bahwa tidak lah sopan menyelak/ memotong pembicaraan org lain karena org tersebut akan merasa sangat tersinggung, Jangan memotong permainan org lain karena kita ingin ikut juga bermain solo, tunggu sampai dia selesai dengan permainan solonya dan jadilah pendengar yg baik dan bersikaplah yg baik dengan roman muka yg menyenangkan sehingga kita turut tenggelam dalam permainan jadi munculah rasa kebersamaan dan keakraban diantara semua yg terlibat sehingga permainanpun menjadi menarik ini yg kita sebut dengan istilah "chemistry" dalam bermusik. Dalam berbagai kasus kita sering jumpai pemain yg terlalu bernafsu ingin mengisi setiap jeda kosong dalam irama, tak peduli dia hebat, senior atau pemula sama saja. Itu sangat tidak sopan karena pemain lain punya hak yang sama dengan kita.. buatlah suasana dalam jamming itu seperti layaknya kesantunan pergaulan sehari hari dengan kawan. Kita harus ingat tidak ada yang suka dengan orang yg terlalu banyak bicara tanpa memberi kesempatan pada org lain, tidak pernah mau jadi pendengar... Pemain dengan karakter seperti ini sangat kekanak kanakan, ingin pamer belaka jadi sebisa mungkin hindari pengalaman memalukan itu.

Bermain darbuka itu seperti orang berbicara. Jika kita berbicara harus tahu vocabulary (perbendaharaan kata) dan mengerti kata kata yg akan kita ucapkan. Harus mengerti titik, koma dan spasi (ruang kosong) diantara kata dalam kalimat. Bicara tanpa pakai titik koma dan spasi plus artikulasi (pengucapan kata kata) yg jelas, sulit sekali bagi kita untuk mengharapkan orang lain bisa mengerti dengan gamblang apa yg kita maksud. Bermain darbuka pun demikian.. Kita harus tau dan memperkaya perbendaharaan bunyi darbuka, mengerti frase dan kalimat ritem yg akan kita mainkan, Pintar meletakkan koma, titik dan spasi diantara kalimat ritem, Tau kapan kita harus meletakkan spasi (saat kosong) diantara pukulan pukulan, Tau cara memainkan setiap bunyi darbuka dan matang dalam membunyikan semua perbendaharaan bunyi. Dum dan Tek adalah seperti huruf "vocal" sedangkan Slap dan lain2 adalah "konsonan". Barulah kita bisa mencapai sebuah tahap yg kita sebut sebagai keindahan musikal..

0 komentar